Ende, mediaflores.net - Muku Loto Merupakan Makanan Khas Nagekeo, Muku Loto berasal dari bahasa lokal"muku" Artinya pisang dan loto artinya hancur.muku loto itu masakan enak dari pisang yang di hancurkan dan dicampur dengan daging dan bumbu bumbu sebagai menambah sedapnya masakan itu.
Pada tanggal 30 Mei 2023 kami dari kelompok etnis Nagekeo memasak"Muku loto" untuk memenuhi penilaian mata kuliah sastra klasik.
Ada 6 orang dari kelompok kami yaitu semuanya yang berasal dari kabupaten Nagekeo itu sendiri. Sebelum membuat masakan khas muku loto tersebut kami menyiapkan bahan bahannya pisang mudah, kelapa parut, Lombok,daun jeruk,sere, dan bisa di tumbuhkan daging Dan batang pisang kecil untuk penghancur pisang.
Cara membuatnya, buah pisang yang sudah di kupas, diiris dengan ukuran 3 cm. Setelah itu, bersamaan dengan jeroan dan sere dan juga daging sapi yang sudah di suwir suwir dire bus. beberapa menit kemudian, masukan bumbu bumbu yang sudah di haluskan.
Setelah pisang tersebut lembek dihancurkan menggunakan batang pisang kecil (sesu). Uta Muku sedikit mengental dan warnanya akan berubah sedikit menjadi coklat atau sedikit abu-abu .
Tidak lupa juga menambahkan garam (sesuai selera) Masako (sesuai selera) Muku loto makanan khas Nagekeo yang biasanya orang Nagekeo masak pada acara.
Saat ini, Muku Logo dimasak oleh mahasiswa/i semester 2 dari kelompok etnis Nagekeo siap di sajikan. Selesai masak kami membawanya ke kampus lebih khususnya fakultas keguruan prodi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. ditampilkan di depan dan di rasakan oleh dosen pengampuh mata kuliah sastra klasik yaitu ibu Drs Marieta Bali Larasati,M.Hum.
Selain masakan Muku Loto, ada juga dari berbagai daerah lain, seperti Larantuka, Bajawa, Ende, Manggarai, dan Sabu. Semua menampilkan makanan khas masing-masing. Larantuka masak kue rambut, Bajawa makanan rumpu rampe, Sabu welapa, Ende jagung Bose dan kami Nagekeo sendiri "Muku Loto".
Semua makanan khas dari berbagai daerah disajikan di depan kelas. Satu orang berdiri dari making masing kelompok diutus menjadi jubir untuk menjelaskan arti, cara membuat dan bahan bahan atau proses pembuatan makanan khas tersebut.
Setelah semuanya dijelaskan masing-masing dari kelompok memberikan sedikit untuk ibu pengampuh mata kuliah sastra klasik Ibu Drs.Maria Marieta Bali Larasati,M.Hum untuk mencicipi masakan tersebut dan memberikan nilai. //Cristina Clarista Demarni Tao// Mahasiswa program studi Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia, Universitas Flores.
Posting Komentar