Napak Tilas Mengenang Jejak Soekarno di Ende

 


Ende, mediaflores.net - Ende merupakan salah satu kota yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kota ini menjadi tempat bersejerah, karena Soekarno pernah di asingkan oleh Kolonial Hindia Belanda pada 14 Januari 1934 sampai 18 Oktober 1938. Butir-butir Pancasila lahir dari ide Soekarno selama 4 tahun berada di tempat pengasingan ini.

Pada (08/06/2023) sebanyak 43 mahasiswa program studi Sastra Inggris semester 4 Universitas Flores melakukan kegiatan kuliah di luar ruangan bersama dosen pengampuh matakuliah Jurnalism bapak Yohanes Sehandi, dengan tema “Napak Tilas Mengenang Jejak Soekarno di Ende”. Semua mahasiswa berkumpul di depan Katedral Kristus Raja, ada 3 situs yang akan di kunjungi. Yang pertama situs Serambi Soekarno, kemudian situs Gedung Imakulata, dan yang terakhir situs Taman Perenungan Bung Karno.


Tepat pukul 16.30 kegiatan di mulai dengan menyelusuri situs Serambi Soekarno. Serambi Soekarno terletak di kompleks Biara Santo Yosef Ende,persis di sebelah kiri Gereja Katedral Kristus Raja. Serambi Soekarno merupakan salah satu situs bersejarah  yang dibangun oleh seorang misionaris SVD bernama Pater Henri Daros, SVD untuk mengenang pertemuan antara Soekarno dengan para Misionaris SVD khususnya Pater Geradus Huijtink, SVD ketika Soekarno dibuang ke Ende oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda. “Bung Karno pada masa-masa pembuangannya sering datang ke Biara ini dan banyak menghabiskan waktunya dengan membaca beragam buku dan juga Bung Karno sering berdiskusi dengan para pastor” kata pater Frans Doi, SVD selaku rektor Biara Santo Yosef sekarang. Terlihat para Mahasiswa begitu antusias dan bersemangat ketika mendegar penjelasan dari Pater Frans Doi,SVD. Di Serambi Soekarno ini juga terpajang foto-foto presiden dari periode ke periode. Selanjutnya bapak Yohanes Sehandi mengarahkan mahasiswa untuk mengunjungi situs yang kedua, yaitu situs Gedung Imakulata.

Gedung Imakulata terletak di jalan Irian Jaya, kelurahan Potulando, kecamatan Ende Tengah. “Di tempat ini Soekarno mementaskan tonil-tonilnya. Judul-judul tonil yang pernah di buat Soekarno, yaitu Rahasia Kelimutu, Rendo,Maha Iblis, Dokter Setan, dan 1945”. Kata bapak Yohanes Sehandi. Pemandangan dari atas Gedung Imakulata sangat indah dan kesempatan ini tidak terlewatkan oleh sebagian mahasiswa untuk bersua foto. Namun walaupun begitu Gedung Imakulata saat ini kurang terawat, seperti banyaknya coretan-coretan di dinding dan tidak ada penanda bahwa Soekarno pernah memanfaatkan bangunan tersebut untuk pertunjukan tonil-tonilnya. Setelah selesai dari Gedung Imakulata selanjutnya mahasiswa di arahkan ke situs yang terakhir, yaitu Taman Renungan Bung Karno.

Taman Renungan Bung Karno berada di kelurahan Mautapaga, kecamatan Ende Timur, kabupaten Ende, pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Di Taman Renungan Bung Karno ini terdapat pohon sukun dan di dirikan patung Soekarno serta terdapat kolam. Taman Renungan Bung Karno ini dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa Soekarno. “Pohon sukun adalah tempat Soekarno merenung mengisi waktu luang ketika masih diasingkan dan Soekarno sangat menyukai tempat ini. Lalu tercetuslah butir-butir Pancasila sebagai Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ide-ide cemerlangnya. Patung Bung Karno yang dalam posisi duduk merenung di bawah pohon sukun bercabang lima sambal menatap ke arah laut didirikan” tutur bapak Yohanes Sehandi dalam penjelasannya di depan Taman Renungan Bung Karno.  “Pohon sukun yang kita lihat sekarang bukan pohon sukun yang asli karena pohon sukun yang asli sudah mati. Pohon sukun yang kita lihat ini adalah  pohon sukun yang di tanam oleh sahabat-sahabat Bung Karno  atas permintaan  Bapak Bupati Ende, yaitu Bapak Herman Joseph Gadi Djou pada periode kepemimpinan 1973-1983”.Tuturnya.

Sembari mendengar penjelasan dari bapak Yohanes Sehandi  para mahasiswa seakan-akan di ajak kembali untuk mengenang bagaimana perjalanan hidup Soekarno dan betapa kuat mentalnya  walaupun dikucilkan di kota Ende, yang  jauh dari keramaian.*//Fransiska Nenu Owa//


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

 


Smartwatchs