Ende, mediaflores.net - Kemiri merupakan salah satu komoditi, yang menjadi mata pencarian masyarakat petani kabupaten Ende. kemiri menjadi salah satu komoditi unggulan. Setiap masyarakat petani, memiliki masing-masing kebun kemiri.
Pohon kemiri tersebut menjadi sumber mata pencarian masyarakat. Tercatat masing-masing petani kecamatan Ende, memiliki kebun pohon kemiri sebanyak minimal 3 kebun, dan maksimal 8 kebun, dan biasanya dalam 1 kebun memiliki 30 pohon kemiri.
Setiap masyarakat kecamatan Ende menjadikan komoditi kemiri sebagai pendapatan mingguan, masyarakat bisa menimbang kemiri dengan harga minimal 15 kilo, dan maksimal 20 kilo.
Untuk pohon kemiri itu sendiri berbuahnya dalam satu tahun hanya satu kali, biasanya berbuah di bulan September, dan bisa dipanen pada bulan Desember.
Masyarakat kecamatan Ende, merasa sangat beryukur dengan adanya komiditi kemiri, karena dapat menyekolahkan anak-anaknya minimal sampai di jenjang SMA dan bahkan sampai jenjang Sarjana.
Dari sini terbukti bahwa komoditi pohon kemiri sangatlah mengambil peran penting dalam perekonomian masyarakat kecamatan Ende.
Pada awal masuk tahun 2019 komoditi kemiri mengalami penurunan di kecamatan Ende, hal tersebut disebabkan karena kurangnya buah pada pohon kemiri.
Tentunya hal tersebut, mulai dirasakan oleh petani dengan seiring berjalannya waktu pada tahun 2021 pohon kemiri benar-benar tidak berbuah, di setiap kebun petani rata- rata mengalami nasib yang sama.
Dengan tidak berbuahnya pohon kemiri membuat kesenjangan ekonomi benar-benar terjadi, faktor yang mempengaruhinya adalah musim yang tidak menentu.
Pada masa pohon kemiri berbunga, itu musim panas namun yang terjadi adalah musim hujan, sehingga membuat pohon kemiri tidak berbuah.
Hal tersebut terjadi selama hampir 5 tahun dari tahun 2019 sampai tahun 2023, sehingga membuat petani kebingungan.
Waktu yang begitu lama membuat petani banyak mengeluh, dan merasa benar-benar terpuruk karena salah satu ikon sumber ekonomi mereka tidak berbuah.
Petani mengalami kebingungan karena mereka membiayai anak-anaknya yang bersekolah dari hasil uang komoditi kemiri. Dengan tidak berbuahnya pohon kemiri, membuat masyarakat kesulitan secara ekonomi.
Hal tersebut berlangsung kurang lebih selama 5 tahun,pada masa-masa tersebut banyak petani yang memutuskan untuk berangkat merantau. Ini menjadi salah satu solusi, dalam menghadapi kondisi yang terjadi.
Bulan Desember 2023,pohon kemiri kembali berbuah dan petani kecamatan Ende, bisa kembali memanen pada bulan Januari 2024 mendatang, dan ini menjadi penantian panjang masyarakat kecamatan Ende. // milannus Koro//
Posting Komentar