Keterangan : Pembuatan tahu di pabrik utama dan proses ler tempe di cabang pabrik.
Pabrik tahu-tempe “Krakatau” dibangun sejak tahun 1985. Oleh Taufik Kurahman bersama istri Ponisa. Pabrik tahu-tempe ini berlokasi Jl. Katedral Ende, tempatnya persis di samping Gereja Katedral Ende. Setelah pembangunan pabrik pada tahun 1985 pada awal pembangunan jumlah konsumen tahu dan tempe kurang, hal ini berpengaruh juga pada jumlah kerjanya. Pekerja di awal tahun tersebut adalah 2 orang bersama dengan Taufik dan istrinya. Pada tahun 1992 ketika Gempa Bumi menimpa Ende, pabrik tahu-tempe ini rubuh dan tak bisa digunakan untuk sementara waktu. Namun, tak lama dari Gempa tersebut pabrik ini kembali dibangun dan kembali beroperasi sejak tahun 1992.
Seiring berjalannya waktu, jumlah pekerja semakin banyak dan pabrik ini semakin besar dalam jumlah pemesanannya hal ini juga berpengaruh untuk tempat pembuatannya. Maka, di tahun 2005 pabrik tahu-tempe pindah lokasi ke Lokoboko tepatnya di desa mokosaki. Karena di sana juga dekat dengan Kali yang ada di daerah sekitar sehingga limbahnya dapat dibuang ke kali dan tidak merusak alam dan lingkungan sekitar.
Di tahun 2020 pabrik ini diturunkan kepada anak laki-laki mereka yakni Sofian Efendi bersama istri Ratnasari. Sofian dan Ratnasari membuka cabang pabrik baru yang berlokasi di Jl.Gatot Subroto, km.4, Lorong PLTD tepatnya di kelurahan Mautapaga. Jumlah pekerja di tahun tersebut pada cabang pabrik tahu-tempe terdapat 12 orang pekerja tahu dan 7 orang pekerja tempe.
Dalam proses pengerjaan tahu-tempe di cabang pabrik ini, Sofian dan Ratnasari mengalami keluhan dari warga sekitar bahkan sampai di laporkan kepada RT karena pembungan limbah tahu disamping pabrik yang lalu langsung di sedot oleh mobil tanki kemudian langsung dibawa ke lokoboko untuk pembuangan limbah.
Sehingga, solusi yang dilakukan oleh Sofian dan Ratnasari adalah mengolah pembuatan tahu dan perebusan kedelai tempe di pabrik utama. Setelah menjadi tahu dan selesai perebusan kedelai tempe kemudian, di bawa ke cabang pabrik untuk di ler untuk pengeringan kedelai tempe. Setelah kedelai tempe mengering, ragi dan tepung beras dicampurkan secara merata, kemudian disiramkan ke kedelai tempe yang sudah mengering lalu dicampurkan lagi sampai benar-benar merata. Sesudah itu, kedelai tempe di isi kedalam plastik dan di lem. Setelah di lem, tempe di ler kan ke rak tempe dan dibiarkan selama 2 hari di rak untuk proses sampai menjadi “tempe”
Untuk penjualan tahu-tempe ini sendiri, oleh pekerja yang ada di pabrik tersebut mulai dari pukul 04.00-09.00 WITA di Pasar Bongawangi. Selain penjualan di pasar, pembeli dan bahkan yang sudah berlangganan kerap kali datang ke cabang pabrik secara langsung dan membeli tahu-tempe baik dalam jumlah banyak maupun eceran.
Selain di pagi hari, jadwal penjualan tahu-tempe juga berjalan di sore hari mulai dari pukul 15.00-20.00 WITA menggunakan mobil dengan berkeliling dan sambil membawa pesanan pelanggan.
Ditahun ini, jumlah pekerja baik di pabrik utama maupun di cabang pabrik nya telah sampai 30 orang belum termasuk keluarga kecil pekerja yang juga tinggal di cabang pabrik ini sendiri.
(Maria Fiorella Geraldine, mahasiswa Universitas Flores, Ende)
Posting Komentar