Keterangan.Mosalaki Ria Bewa(Hendrikus Palo) bersama masyarakat melakukan tarian adat gawi di Tugu Batu(Koja kanga)
Ende, mediaflores.net - Kampung adat watulaba terletak di Desa Wolooja,Kecamatan Wewaria,Kabupaten Ende,NTT.Kampung adat watulaba di apit oleh tiga muara air terjun,yaitu sebelah selatan air terjun Keba dan Ndoko (Muru Keba dan Muru Ndoko) dan sebelah utara air terjun lawiluja(Muru Lawiluja).Dan kampung adat watulaba berada di tengah-tengah desa nuangenda dan desa wolooja.
Kampung adat watulaba,berasal dari sebuah batu yang yang Menyusun secara alamiah berbentuk seperti laba-laba,dan kalau di lempar dengan sengaja maka, batu tersebut akan runtuh.Menurut kepercayaan orang tua dulu,batu tersebut memiliki nilai mistik sehingga di jaga dan dilaksanakan upacara adat setiap tahunnya.Namun pada tahun 1992,kampung tersebut ditinggal karena gejalah alam gempah bumi dan tanah longsor.Dan kampung tersebut sekarang tinggal kenangan dan dijuliki sebagai Nua pu’u(kampung lama).Kemudian mengungsi ketempat yang lebih renda yaitu wolomude, untuk sementara waktu hingga keadaan tenang dan tidak gonjang lagi.
Keesokan harinya,setelah keadaan tenang warga masyarakat kampung adat watulaba Kembali ke Nua Pu’u ( kampung lama).Sesampainya disana mereka saling melihat satu sama lain,ada yang menangis, ada yang sedang cari anaknya,ada yang mencari harta benda dan lain sebagainya.Setelah itu seorang kepala adat(Mosalaki),memberi arahan untuk pindah,karena tempat tersebut tidak dapat digunakan Kembali.Karena permukaan tanahnya sudah sebagian longsor.Maka dari itu kepala suku (Mosalaki) membuat suatu upacara agar bisa pindah tempat.setelah selesai mereka melakukan upacara tersebut,seorang kepala adat akan mengarahkan meraka ke suatu tempat yang sudah mereka tunjukan.
Sebelah utara air terjun lawiluja,disanalah tempat yang ditujukan oleh kepala adat(Mosalaki) dan sebelum mereka membangun rumah,terlebih dahulu seorang kepala adat membuat suatu upacara ijin kepada alam dan isinya.(tanah watu).dan memindahkan kesakralan kampung lama ke kampung yang baru,dan membangun Koja Kanga (tugu batu)dan menyimpan sesajian yang khusus atau sakral,supaya dapat digunakn untuk upacara tarian gawi.Setelah sekian lama tinggal dan melestrikan kebudayaan adat istiadat.Ahkirnya kembali berpindah ke tempat yang lebih jangkau oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.Maka dari itu sebelum Mosalaki memerintahkan Ana Kalo Fai Walu(masyarakatnya) untuk pindah,dia terlebih dahulu memimnta ijin kepada leluhur atau tanah watu,supaya mendapatkan restu untuk bisa pindah ke tempat yang lebih strategis.Ketika mendapatkan ijin dari leluhur seorang Mosalaki dan mosalaki lainnya akan memebuat ritual adat seperti,memberikan makanan kepada tanah watu,dan lain sebagianya sebagai bentuk perpisahan.Dan nama yang di berikan kepada kampung tersebut adalah Nua Wellu (Kampung yang ditinggalkan).
Ahkirnya merekapun meninggalkan kampung tersebut dan membuat kampung adat baru disuatu kebun ubi kayu Palo Pi’o tempat seorang kepala adat.Disitulah mereka membuat suatu upacara perijinan pada tanah watu,dan memberikan makanan kepada tanah watu.Setelah itu mereka melakukan musyawara mufakat agar bisa membuat suatu Tugu Batu( Koja Kanga) dan mensakralkan tugu tersebut.Kemudian Kembali mereka bermusyawara agar bisa membangun rumah besar,supaya bisa dijadikan sebagai Sa’o Nggua Atau Sa’o Ria Tenda Bewa (Rumah Adat),dan disakralkan rumah tersebut supaya bisa hidup.Dan di atas puncak rumah adat terdapat batu yang diikat sesui adat dan kepercayaannya masing -masing.Dan ahkir dari pengerjaan ini adalah tarian adat Gawi.
Setelah itu seorang mosalaki membuat suatu upacara yang disebut Uru Aje (Buka Lahan baru) bagi Ana Kalo Fai Falu agar bisa bercocok tanam ( tedo tembu wesa wela).Kemudian setelah dilakukan oleh ana kalo fai walu dan telah menikmati hasilnya di tanah persekutuan watulaba.Kembali mosalaki melakukan upacara yaitu (Tu Tau Nama Bapu) yang artinya upacara syukuran atas hasil yang di peroleh dari tanah persekutuan watulaba. Sebelum ke acara inti,seorang mosalaki memberikan informasi kepada ana kalo fai walu untuk mengantarkan hasil upaya kerja keras mereka (Are Wati,Manu Eko,Moke boti)//MF//
(Dionisius Ledu)
Posting Komentar