Ende, mediaflores.net - Konteks Masyarakat adat di NTT umumnya memiliki aneka ritual adat. Salah satunya ritual adat pembangunan Lapangan Bola Voli. Ritual adat itu begitu kental dalam kehidupan masyarakat,khususnya masyarakat Desa Ngguwa. Bahkan pembangunan lapangan bola voli pun dipadukan juga dengan ritual adat. Dari sisi tujuan, perpaduan tersebut sama sekali tidak bertentangan dengan ajaran agama tertentu.
Ritual Neka Tana, di Desa Ngguwa, Kecamatan Ndona Timur, Kabupaten Ende, Provinsi NTT. Acara ini dilakukan atas permintaan ana kalo, fai walu (masyarakat setempat) dalam pembangunan lapangan bola voli.
Bapak Remigius Puji sebagai Mosalaki Pu’u (Kepala Suku). Beliau mengatakan bahwa “ upacara adat neka tana tidak memiliki pantangan. Ritual ini hanya sebagai permohonan kepada leluhur agar tidak terjadi Sage Sa’i (musibah). Ritual ini juga membangkitkan harapan datangnya dukungan dari semua embu kajo (Nenek Moyang). yang sudah kembali ke tanah.”
Tahap pertama ritual neka tana dalam pembangunan lapangan bola voli adalah adanya lokasi yang sudah disiapkan oleh warga setempat. Salah satu warga mendatangi mosalaki mulu ndu untuk mengadakan rapat. Dalam rapat tersebut, membahas mengenai persiapan untuk upacara neka tana. Dengan menyiapkan seekor babi, pare bara, moke, jarum, dan benang. Setelah semua sudah disediakan maka tiba lah saatnya untuk melakukan serimonial adat.
Tahap pertama, laki je vura ngaki loka sebagai orang pertama untuk melakukan neka tana (gali lobang). Tahap kedua yaitu pusi watu, mosalaki pu’u dengan tiga mosalaki menaruh batu pertama ke tempat yang sudah di gali. Tahap ketiga ra watu, babi yang sudah di sembelih, lalu di ambil darahnya kemudian di letakan di atas batu. Tahap keempat yaitu pare bara, mosalaki kedua meletakan beras putih ke atas batu, kemudian mosalaki yang ketiga melakukan mbura moke di batu. Setelah selesai semua, mereka melakukan sua sasa atau penyampaian harapan dan dilanjutkan dengan mbura moke yang terakhir. Tahap yang terakhir jaru lelu, yaitu jahit kembali tanah yang sudah di neka. Tanah yang sudah di neka harus di jahit kembali.
Seteleah semua tahap sudah selesai dilakukan, maka selesai lah ritual adat neka tana dalam pembangunan lapangan bola voli. Masyarakat di perbolehkan untuk melanjutkan pekerjaan pembangunan lapangan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran mosalaki di desa Ngguwa, yakni sebagai pimpinan yang menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan nilai-nilai yang sudah diwariskan oleh leluhur. Diharapkan masyarakat dapat menjaga dan melestarikan berbagai ritual adat agar tidak hilang ditelan zaman.//MF//
(Ulfa Fauzia)*
Posting Komentar