Valentine Day Era Populer Kontemporer

Fandy Iri


Kilas balik sejarah

mediaflores.net - Valentine’s Day atau Hari Valentine marak dirayakan sebagian masyarakat di berbagai negara di dunia, termasuk di Indonesia. Kita biasa sebut sebagai hari kasih sayang. Momen ini dirayakan pada tanggal 14 Februari setiap tahunnya. Seperti perayaan hari khusus dan instimewa pada umumnya, valentine juga memiliki makna khusus dan substansial di balik sejarah.

Melansir situs history, Valentine Day berasal dari kisah tragis seorang pendeta Roma bernama Valentine. Dikisahkan bahwa Valentine dipenggal kepalanya karena menentang keputusan   Kaisar Claudius II mengenai pernikahan untuk pria muda karena mereka dianggap lebih baik untuk dijadikan prajurit. Sebab pria muda lajang tak perlu meninggalkan keluarganya saat perang. Pendeta St. Valentine menganggap keputusan Kaisar Claudius II itu tidak adil dan menentang aturan tersebut. Valentin kemudian menikahkan pasangan muda secara diam-diam hingga akhirnya diketahui oleh Claudius. Atas perbuatannya tersebut, Valentino pun dihukum mati pada 14 Februari 270 masehi. Hari kematian St. Valentino itu menandai awal mula dirayakannya Valentine Day setiap tanggal 14 Februari. Dan kisah Valentino inilah yang lebih banyak dipercaya kebanyakan orang sebagai asal mula Valentine Day.

Pada tahun 1840-an, Esther A. Howland mulai menjual Valentines yang diproduksi secara massal pertama di Amerika. Howland, yang dikenal sebagai “Ibu Valentine,” membuat kreasi rumit dengan renda, pita, dan gambar berwarna. Menurut Greeting Card Association, sekitar 145 juta kartu Hari Valentine dikirimkan setiap tahun, menjadikan Hari Valentine sebagai hari dengan pengiriman kartu terbesar kedua setelah hari Natal. Pada pertengahan abad ke-18 di Inggris, Valentine Day sudah populer dirayakan oleh masyarakat muda. Mereka merayakan Hari Valentine dengan bertukar surat yang ditulis tangan. Selanjutnya pada abad ke-19, seiring perkembangan teknologi, surat sudah berbentuk kartu cetak. Beda dengan Inggris, Amerika mulai memberikan surat di Hari Valentine sejak abad ke-17.

Valentine Era Populer Kontemporer.

Tak ada hal atau aturan baku tentang bagaimana cara merayakan hari valentine. Arti hari valentine adalah hari kasih sayang. Jadi semua tergantung pada pengertian kita soal kasih sayang. Banyak orang, terutama orang muda, anak-anak remaja membuat planing atau perencanaan sejak jauh-jauh hari untuk menyukseskan momen 14 Februari bersama orang kekasih: pasangan, keluarga dan sahabat kenalan. 

Secara umum, Valentine Day di masa kini biasa dirayakan dengan saling berbagi kasih sayang  kepada orang-orang tercinta. Seperti menghabiskan waktu bersama, mengirim ucapan berupa puisi  kasih sayang, hingga bertukar hadiah. Namun pertanyaan yang paling fundamental sekarang adalah intensi atau motivasi apa yang ada dibalik tindakkan itu. Jangan sampai bungkusan kado berisi coklat, seikat kembang, dan frasa “ aku sayang kamu” bertendensi komersialisasi dan serentak menuntut pemberian balik yang lebih radikal. 

Saat ini kita hidup di era digital. Banyak pemikir-pemikir aliran idealisme memodifikasi sejarah dan otentisitas tradisi yang bermakna dualisme. Membaca kembali kilas balik sejarah awal Valentine Day, sama dengan mengembalikan keautentikan makna dan intensi yang jauh tersembunyi. Sebelum dihukum, Valentine sempat menyembuhkan seorang gadis anak kepala sipil penjara yang buta. Sebagai ucapan terima kasih, kepala sipil itu menyelundupkan surat yang ditulis oleh Valentine. Isinya adalah ungkapan cinta kepada gadis yang ia sembuhkan tadi. Frasa puitis terakhir yang ia sematkan “ From Your Valentine”  artinya dari “Valentine mu”. Ekspresi cinta inilah yang mulai ditiru banyak orang untuk menulis puisi dan surat cinta kepada orang-orang tersayang. Ekspresi cinta kasih yang sederhana namun nyata seperti inilah yang harus kita bangun di era kontemporer. Akibat jebakan budaya populer orang menyalurkan sinyal-sinyal ekpresi yang berlebihan sekedar mencari popularitas. Artinya, kita sudah membangun persaingan-persaingan kecil yang tidak sehat.  Siapa yang terbaik di antara kita.  Kita tidak lagi memikirkan ‘apa yang akan kuberikan kepadamu’, tetapi ‘berapa yang mampu kau berikan kepadaku’. Sepertinya rasa dan frasa Valentine peradaban awal mulai hilang dengan  tuntutan-tuntutan lebih, bahkan menjadi ajang tawar menawar. 

Budaya populer adalah sebuah pilihan hidup masa kini yang mengikuti arus perkembangan dan kemajuan teknologi. Budaya populer tidak terbatas melainkan selalu menjadi teratas oleh di pelbagai kalangan, terutama kaum remaja sebagai generasi milenium. Karena itu hidup di era sekarang kita seakan terjebak di dalam budaya ini. Budaya yang melahirkan banyak hal positif maupun negatif. Segala aktivitas yang kita lakukan rata-rata mengikuti arus tren. Salah satunya saat kebanyakan orang merayakan Valentine Day. Mode  pakaian, menu makanan, story face pasangan di IG atau Watsup dengan sedikit lagu pop dan kata lebay seakan menjadi barometer untuk mengukur seberapa besar rasa cinta dan sayang. Lalu pertanyaannya, apakah perubahan itu menjadi kutukan bagi generasi sekarang? Tempora mutantur et nos muntamur in illis. Sebuah pepatah latin yang berarti “waktu berjalan dan kita turut berubah di dalamnya”. Semua perkembangan dan kemajuan peradaban menjadi berkat yang harus kita syukuri. Ini adalah era baru, dan  kita dapat merayakan hari cinta seperti yang kita inginkan, bahkan jika itu hanya melalui self-love. Candle-lite dinner, pergi ke bioskop sendiri, memasak makanan favorit sendiri di rumah, atau mengadakan pesta Hari Valentine besar-besaran, atau bahkan tidur lebih awal untuk menyenangkan diri, semuanya terserah kita. Tak salah juga jika ingin merayakannya setiap hari, karena setiap hari adalah hari kasih sayang. 

Selama bertahun-tahun (dan berabad-abad), Hari Valentine telah menjadi perayaan keagamaan, hari ritual kuno, dan hari libur komersial. Dengan semua perkembangannya, -sama seperti cinta dan kasih sayang pada umumnya – Hari Valentine bisa bermakna apa saja sesuai yang kita inginkan. Kita boleh saja tidak peduli dan melewatkannya sepenuhnya,  membeli cokelat atau bunga untuk diri sendiri, atau mengungkapkan cinta dan penghargaan Anda kepada orang-orang tercinta dalam hidup kita

Pada momen 14 Februari, selebrasi terbaik datang dari aktor kaum muda. Karena itu, saya menawarkan tugas hal yang menjadi perhatian dalam upaya selebrasi Valentine Day saat ini adalah; makna positif, aksi dan konsekuensi. Muda-mudi saat ini, mungkin tidak tahu dan barangkali mungkin tidak mau mencari tahu tentang sejarah momen Valentine Day yang spesial ini. Setidaknya dengan mengulas sedikit sejarah awal Valentine Day dan sajian kritis budaya populer, tulisan ini dapat membawa dampak yang  progres terhadap pemaknaan Valentine Day. //mf//


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

 


Smartwatchs