JALAN YANG MENGHUBUNGKAN KAMPUNG DOKA DAN WAJAMALA DI DESA RADABATA TANGGUNGJAWAB SIAPA?


OLEH : MATHEUS LALU

Mataloko, mediaflores.net - Ruas jalan yang menghubungkan Kampung Doka dan Kampung Wajamala Desa Radabata sangat memprihatinkan. Dari status awal sebagai jalan tani ditingkatkan menjadi jalan desa dan sampai sekarang sudah naik status menjadi jalan Daerah Kabupaten Ngada belum pernah disentuh oleh pemerintah untuk merubah wajah jalan ini. 


Sejak awal Desa Radabata  ini dibentuk sekitar tahun 1950 jalan ini dibuka swadaya oleh masyarakat sebagai jalan desa yang menghubungkan dua kampung (Doka dan Wajamala) sampai sekarang ini belum pernah mendapat perhatian dari pemerintah Kabupaten Ngada.


Sesuai rilis data yang diperoleh dari Kepala Desa Radabata ruas jalan Doka-Wajamala ada sejak Desa Doka dibentuk sekitar tahun 1950. Status jalan awal itu adalah jalan desa. Kemudian ditingkatkan menjadi status jalan daerah kabupaten dengan perda NOMOR 3 Tahun 2012 tentang RTRW.

Berkaitan bentuk perhatian Pemda pada tahun 2014 ada pembangunan jalan teleford dengan pagu anggaran sekitar 400 juta. Kemudian pada tahun 2019 di anggarkan dalam APBD NGADA sebesar 1,7 milyard namun tidak dikerjakan. 


Pernah beberapa kali sempat ada perhatian dari dinas terkait tapi hanya sebatas teleford itupun sudah dari tahun 2014 sampai sekarang masih tetap seperti itu. Dulu ketika batu barusan ditanam kendaraan roda dua dan roda empat bisa melintasi jalan ini, tapi sekarang tidak bisa dilintasi kendaraan baik roda dua maupun roda empat karena semua batu sudah terangkat bahkan ada yg sudah terbawa air saat hujan. 

Padahal hal jalan ini selain menghubungkan dua kampung jalan ini merupakan jalan satu-satunya yang digunakan petani dari kedua kampung ini menjadi jalan utama untuk mengangkut hasil pertanian. Selain itu jalan ini merupakan jalan menuju pusat perkebunan kopi Arabika Bajawa yang dikelola di Kampung Wajamala. Kopi dengan citarasanya sudah terkenal seantero dunia hanya sayangnya jalan menuju pusat pengelolaan dan kebun kopi ini sangat memprihatinkan. Pemerintah sudah promosikan ke luar, ya jalan juga harus baiklah supaya orang luar datang kunjung bisa menikmati perjalanan dengan kondisi jalan yang bagus. Kalau dengan keadaan jalan sekarang orang yang sudah pernah datang kesini dia pasti tidak akan datang lagi bahkan dia akan menyampaikan ke yang lain supaya tidak usah datang kesini karena akses jalan yang sangat buruk.

Jalur jalan Doka-Wajalama merupakan salah satu jalan yang menjadi target utama para calon pemimpin Kabupaten Ngada. Karena setiap ada calon pemimpin baru di Kabupaten ini jalan ini menjadi taruhanya. Janji sana janji sini untuk mengaspalkan jalan Doka - Wajalama namun sampai pemimpin ganti pemimpin pun jalan ini masih tetap dengan wajah yang sama. 

Semua orang yang dari Doka ke Wajamala begitu pula sebaliknya banyak yang harus berputar lewat Dadawea ataupun Were padahal jika lewat jalan ini hanya memakan waktu 15 menit.

 Bukan hanya itu saya selaku warga disini prihatin sekali jika ada warga dari Wajamala yang  menuju pusat pelayanan kesehatan di Puskesmas Radabata untuk mendapatkan pertolongan cepat dari petugas kesehatan harus berputar melewati Desa Dadawea atau Desa Were baru menuju Radabata padahal kalau langsung lewat jalan ini hanya membutuhkan waktu 15 menit. Kasihan saja jika ada pasien yang sangat membutuhkan pertolongan cepat harus berputar keliling.

Ketika Puskesmas Radabata diresmikan pada 10 Oktober 2018 oleh Bupati Ngada Paulus Soli Woa pada kesempatan itu beliau menyampaikan janjinya saat sambutan yaitu tahun 2019 akan dialokasi dana untuk mengerjakan ruas jalan Doka-Wajamala, hal itu dipertegas lagi dalam sambutan Pimpinan DPR Ngada saat itu Bapak Helmut Waso. Semua masyarakat yang hadir pada kesempatan itu memberikan tepukan tangan yang meriah karena sambutan resmi sang pemimpin pasti akan membuahkan hasil. Oh ternyata para pemimpin  hanya membalas dengan tepukan sebelah tangan saja. (MF) 


Sebagai tokoh mudah saya sangat mengharapkan perhatian yang serius dari pemerintah Kabupaten Ngada untuk mengalokasikan dana untuk mengerjakan jalan ini. Jangan sampai jalan ini menjadi lahan empuk para calon pemimpin disetiap masa kampanye. Kalau hanya janji di atas janji terus jalan ini tanggung jawab siapa?.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

 


Smartwatchs